MAKALAH
PERGAULAN
BEBAS
DI
KALANGAN
PELAJAR
Oleh: Siti Umi
Hanik, M.Pd.I
YAYASAN DARUL HIDAYAH
SMK ISLAM DARUL
HIDAYAH
JALAN CILIWUNG NO 82
GAMBIRONO - BANGSALSARI
– JEMBER
A.
PENDAHULUAN
Pergaulan bebas
identik dengan pergaulan remaja yang menyimpang dan biasanya mengarah kepada
perbuatan seks. Di zaman yang semakin berkembang maka semakin beragam pula
tingkah laku serta masalah sosial yang terjadi di masyarakat, terutama masalah kenakalan
remaja. Sekarang ini, perkembangan teknologi telah banyak
memberi pengaruh buruk
bagi remaja sehingga
menyebabkan terjadinya kenakalan remaja. Masa remaja merupakan masa
dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya
dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh
dengan masalah-maslah (Hurlock, dalam Roy, 2011).
Remaja yang
disebabkan orang tuanya yang terlalu kejam, tidak dapat menyesuaikan didikan
dengan keperluan anak
untuk berautonomi, ataupun sebaliknya menyebabkan orang tua
tersebut tidak peduli untuk memantau perkembangan sosial anak tersebut (Dishion,
Patterson, Stoolmiller, Skinner (1991) Fuligni dan Eccles (1993). Pelajar
seperti ini berpotensi untuk mencari teman sebaya yang mempunyai masalah
yang kemudian menjadi faktor
penarik untuk terlibat dalam gejala
sosial. Sedangkan Pelajar yang merasakan diri mereka dilamun cinta mereka tidak
dapat mengendalikan persahabatan yang sehat, sebaliknya terlalu obsesif,
ataupun terlalu mengikut perintah teman sebaya ataupun orang tersayang sehingga
akan terjalin pergaulan bebas (Rubiah, 2001). Kegagalan menangani hubungan
menjadikan remaja dan individu awal dewasa terjebak dalam gejala sosial seperti
perzinahan, kehamilan di luar nikah, kelahiran anak luar nikah, pengguguran
bayi, dan sebagainya. Selain itu, ketidak mampuan
mengontrol kisah cinta dengan baik mengakibatkan kebanyakan pelajar gagal dalam
kegiatan belajar mereka.
Pada sebuah
penelian nasional (survei nasional mengenai tingkah laku beresiko pada
remaja/national youth risk behavior
survey), 54% remaja yang duduk di kelas 3 SMP sampai 3 SMU mengatakan bahwa
mereka telah melakukan hubungan seksual. Penelitian lain menunjukan bahwa
remaja laki-laki lebih cenderung mengatakan telah melakukan hubungan seks dan
aktif secara seksual dari pada remaja perempuan. (Hayes dalam Santrock, 2003).
Permasalahan
pergaulan bebas ini sudah merajalela di kalangan pelajar dengan alasan ingin mendapatkan
pengakuan gaul dan demi mencari kesenangan semata,
Anak remaja zaman dulu sangat menjunjung tinggi rasa malu dan menjaga
perilaku agar tidak menjadi bahan
gunjingan. Namun, kini hal yang dianggap tabu ini seolah menjadi hal yang biasa
untuk dipertontonkan, misalnya fenomena berpacaran dikalangan pelajar dipandang
bukan hal yang asing lagi untuk dibicarakan.Di banyak tempat, kita bias menemui fenomena berpacaran, berpelukan, berpegangan, berdua-duaan,
merokok, minuman keras . Dahulu orang yang berdua-duaan dianggap sebagai orang
yang tidak memiliki rasa malu, apa lagi sampai berpelukan dan berciuman. Hal
tersebut sangat ditentang oleh masyarakat dan langsung terkena hukum adat
dengan cara dinikahkan atau membayar uang adat/ denda.
Berdasarkan pernyataan di atas, memberikan asumsi bahwa pergaulan
bebas perlu penanganan yang
serius karena hal
ini merupakan hal yang sangat penting demi masa depan pelajar yag lebih
baik. Perilaku menyimpang yang terjadi hanya akan membawa banyak dampak buruk
jika tidak ditangani karena akan semakin banyak masalah yang timbul dari adanya
pergaulan bebas di kalangan pelajar. Mengingat pelajar merupakan agen pembaharu
maka pelajar perlu mendapatkan edukasi tentang masalah pergaulan bebas yang
bertujuan agar tidak terjadi penyimpangan. Melihat fenomena yang telah
dipaparkan di atas maka ada dua hal yang menjadi permasalahan yaitu penyebab
munculnya pergaulan bebas di kalangan pelajar serta dampak pergaualan bebas
di kalangan perlajar.
B.
RUMUSAN MASALAH
Melihat fenomena yang telah dipaparkan di atas maka ada dua hal
yang menjadi permasalahan sebagai berikut :
1.
Apa yang meyebabkan munculnya
pergaulan bebas di kalangan pelajar ?.
2.
Bagaiamana Dampak pergaualan bebas
di kalangan perlajar ?
C.
LANDASAN TEORI
1.
Definisi Pergaulan Bebas
Pengertian
pergaulan bebas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) terbagi menjadi 2
kata yaitu pergaulan dan bebas, pergaulan berarti kehidupan bergaul dan bebas
berarti tidak terikat atau terbatas oleh aturan. Selanjutnya pergaulan bebas
berarti pergaulan yang luas antara pemuda dan pemudi. Tidak terlalu menekankan
pengelompokan yang kompak antara dua orang saja, akan tetapi antara banyak
muda-mudi, menurut Gunarsa dan Gunarsa (2004, hal. 50).
Pergaulan bebas
adalah salah satu kebutuhan hidup dari makhluk manusia sebab manusia adalah
makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan orang lain, dan hubungan
antar manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship).
Pergaulan juga adalah HAM setiap individu dan itu harus dibebaskan, sehingga
setiap manusia tidak boleh dibatasi dalam pergaulan, apalagi dengan melakukan
diskriminasi, sebab hal itu melanggar HAM. Jadi pergaulan antar manusia
harusnya bebas, tetapi tetap mematuhi norma hukum, norma agama, norma budaya,
serta norma bermasyarakat.
Pergaulan
merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh individu dengan individu, dapat
juga oleh individu dengan kelompok. Seperti yang dikemukakan oleh Aristoteles
bahwa manusia sebagai makhluk sosial (zoon-politicon), yang artinya manusia
sebagai makhluk sosial yang tak lepas dari kebersamaan dengan manusia lain.
Jadi dapat
disimpulkan bahwa pergaulan bebas adalah proses interaksi yang dilakukan
individu dengan individu, kelompok dengan kelompok ataupun individu dengan
kelompok yang bergaul bebas tanpa adanya batasan tetapi tetap menaati peraturan
dan norma yang ada.
2.
Definisi Pelajar
Dalam Kamus
Besar Bahasa
Indonesia,
pengertian murid berarti anak (orang yang sedang berguru/belajar,
bersekolah).
Sedangkan menurut Sinolungan (dalam Riska, dkk., 2013), peserta
didik
dalam arti luas adalah setiap orang yang terkait dengan proses pendidikan
sepanjang
hayat, sedangkan dalam arti sempit adalah setiap siswa yang belajar
di
sekolah.
Menurut
Hamalik (2001) siswa atau murid adalah salah satu komponen
dalam
pengajaran, disamping faktor guru, tujuan dan metode pengajaran.
Sebagai
salah satu komponen maka dapat dikatakan bahwa murid adalah
komponen
yang terpenting diantara komponen lainnya. Murid atau anak didik
menurut
Djamarah (2011) adalah subjek utama dalam pendidikan setiap saat.
Sedangkan
menurut Daradjat (dalam Djamarah, 2011) murid atau anak adalah
pribadi
yang “unik” yang mempunyai potensi dan mengalami berkembang.
Dalam
proses berkembang itu anak atau murid membutuhkan bantuan yang
sifat
dan coraknya tidak ditentukan oleh guru tetapi oleh anak itu sendiri, dalam
suatu
kehidupan bersama dengan individu-individu yang lain.
Berdasarkan uraian diatas, murid atau anak
didik adalah salah satu komponen manusiswi yang menempati posisi sentral dalam
proses belajar mengajar yang ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan dan
kemudian ingin mencapainya secara optimal.
3.
Macam-macam Pergaulan Bebas Di Kalangan Remaja
a.
Seks bebas
Dengan terus
berkembangnya teknologi, maka informasi yang salah tentang seksual mudah sekali
didapatkan oleh para remaja, sehingga media massa dan segala hal yang bersifat
pornografis akan menguasai pikiran remaja yang kurang kuat dalam menahan
pikiran emosinya, karena mereka belum boleh melakukan hubungan seks yang
sebenarnya yang disebabkan adanya norma-norma, adat, hukum dan juga agama
(Soetjiningsih, 2004, pp. 139-140).
Apabila anak
remaja sering dihadapkan pada hal-hal pornografi baik berupa gambar, tulisan,
atau melihat aurat, kemungkinan besar dorongan untuk berhubungan secara bebas
sangat tinggi, bisa lari ketempat pelacuran atau melakukan dengan teman
sendiri. Hal-hal yang merugikan dari perilaku terhadap seks bebas tidak akan
terjadi, apabila individu memiliki kesadaran dan tanggung jawab yang kuat.
Ada beberapa
faktor yang dianggap menimbulkan perilaku seksual pada remaja, diantaranya
perubahan hormon pada masa pubertas yang dapat meningkatkan hasrat seksual remaja,
penyebaran informasi yang salah misalnya dari buku-buku dan film porno,
penundaan usia kawin karena norma-norma yang berlaku bahwa tidak boleh
melakukan hubungan seksual sebelum menikah, serta kurangnya pengetahuan yang
didapat dari orang tua dikarenakan orang tua menganggap hal tersebut tabu untuk
dibicarakan (Sarwono, 2011, pp. 187-188).
Pergaulan bebas
sering kali mewarnai kehidupan anak muda dewasa ini, oleh sebab itu tidak heran
jika masa depan generasi muda terus merosot jauh,karena pengaruh dari pergaulan
bebas. Sehingga jalan terakhir untuk seks bebas adalah aborsi dengan tujuan untuk
menghilangkan jejak. Aborsi atau abortus berarti penguguran kandungan atau
membuang janin dengan sengaja sebelum waktunya, (sebelum dapat lahir secara
alamiah).
2. Narkoba
Narkoba
merupakan obat yang dapat menenangkan saraf, menghilangkan rasa sakit dan
menimbulkan rasa mengantuk. Tetapi jika dipakai terus menerus dan dalam jumlah
yang banyak akan menimbulkan dampak yang tidak baik untuk kesehatan serta
kecanduan. Dalam dunia kedokteran zat adiktif ini sangat diperlukan tetapi
dalam jumlah atau kadar yang sedikit yang digunakan untuk mengurangi rasa sakit
sebelum dan setelah melakukan pembedahan.
Dewasa ini,
penggunaan zat adiktif bukan saja dalam dunia kedokteran yang tetapi juga masyarakat
luas. Hal tersebut dilandasi dengan alasan kurangnya pemahaman yang mendasar
tentang bahayanya penggunaan zat adiktif tanpa pengawasan dari pihak medis.
Narkoba
memiliki dampak negatif yang sangat besar dibandingkan keuntungannya. Oleh
sebab itu sampai saat ini usaha pemerintah untuk melakukan pencegahan akan
penggunaan narkoba terus ditingkatkan. Penggunaan narkoba memiliki dampak yang sangat merugikan sehingga ada slogan
yang berbunyi “say no to drugs”.
Demikian pula
masalah remaja terhadap penyalahgunaan narkoba semakin memprihatinkan. Berdasarkan
data penderita HIV/AIDS di Bali hingga Pebruari 2005 tercatat 623 orang,
sebagian besar menyerang usia produktif. Penderita tersebut terdiri atas usia
5-14 tahun satu orang, usia 15-19 tahun 21 orang, usia 20-29 tahun 352 orang,
usia 30-39 tahun 185 orang, usia 40-49 tahun 52 orang dan 50 tahun ke atas satu
orang.
D.
PEMBAHASAN
Faktor terjadinya pergaualan bebas
1. Pergeseran Budaya
Zaman telah
berbeda dan kebudayaan lokal mulai bergeser, tidak ada batasan dalam bergaul. Remaja
memiliki pola tersendiri dalam bergaul. Pergaulan bebas menyebabkan penanaman nilai-nilai
dan norma sosial secara perlahan memudar. Mereka memiliki pemikiean bahwa aturan yang
sudah dipercayai secara turun-temurun oleh nenek moyang dianggap kolot dan
sudah tidak sesuai lagi dengan zaman sekarang yang serba modern karena mereka
beranggapan kalau kita akan semakin tertinggal jika tidak mengikuti
perkembangan zaman. (Siti Suhaidah, 2018)
2. Kurangnya Perhatian
Orang Tua
Makalah ini memberikan
pemaparan tentang pergaulan bebas dimana ayah dan ibu adalah teladan pertama
bagi pembentukan pribadi seseorang. Pemikiran
dan perilaku ayah
dan ibu dengan
sendirinya memiliki pengaruh yang
sangat dalam terhadap pemikiran dan perilaku anak. Karena kepribadian manusia
muncul berupa lukisan-lukisan dengan berbagai ragam situasi dan kondisi dalam
lingkungan keluarga. Para pelaku
pergaulan bebas merupakan
anak-anak yang kurang
mendapatkan kasih sayang dari
orang tuanya. Dengan beragam alasan, mulai dari sebagian besar
mereka tinggal hanya bersama dengan nenek karena orang tua harus
pergi beradu nasib di rantau.. Akibat dari hal tersebut menyebabkan banyak anak
yang berperilaku menyimpang, karena salah satu faktor penyebab pergaulan bebas
di kalangan pelajar adalah orang tua. (Siti Suhaidah, 2018)
3. Teman Dekat
Para pelajar saat
ini lebih banyak berada diluar rumah dengan teman sebaya menghabiskan banyak
waktu dengan teman-teman sekolahnya. Hal tersebut secara tidak langsung dapat mempengaruhi sikap, pembicaraan, minat,
penampilan dan perilaku. Teman dekat lebih besar pengaruhnya dari pada keluarga.
Jika temannya mengenakan model pakaian yang sama dengan pakaian anggota
kelompok yang populer, maka kesempatan baginya untuk dapat diterima oleh
kelompok menjadi lebih besar demikian pula bila anggota kelompok mencoba minum
alkohol, dan merokok, maka pelajar cenderung mengikuti tanpa memperdulikan
akibatnya. (Siti Suhaidah, 2018)
4. Media
Realitas kondisi
saat ini bahwa media sudah menjadi kebutuhan anak muda, sehingga dari media
yang tersedia dengan berbagai aplikasi memudahkan mereka untuk mengakses, menonton atau melihat hal-hal yang belum
pantas untuk ditonton oleh usia remaja. Seperti yang seringkali terjadi, media tidak digunakan secara arif oleh pelajar
karena banyak situsi yang berbau pornografi dapat dengan mudah diaskses. Hal
ini akan berakibat buruk. apalagi jika tidak ada kontrol yang baik terhadap
informasi yang sesuai bagi remaja. Dapat kita ketahui peran sosial media untuk
saat ini sudah mulai keluar dari jalannya. Dalam arti banyak diantaranya
menyalah gunakan sosial media. (Siti Suhaidah, 2018)
Dampak Perilaku Pergaulan Bebas
1. Menurunya Prestasi
Sekolah
Banyak pelajar
yang mengalami masalah dalam belajar diakibatkan karena kasus kasmaran yang
membuat mereka kurang fokus dalam belajar dan
tidak enak dalam
melakukan apapun. Waktu belajar mereka menjadi cenderung berkurang saat sedang
mengalami patah hati atau
sedang kasmaran. Mereka lebih banyak
berfokus kepada kekasih dan masalah percintaan saja. Pada usia di atas15 tahun, pelajar sudah mulai
meraba-raba banyak hal. Keingintahuannya terhadap suatu hal akan memuncak dan
tidak sedikit pelajar terjerumus dalam
pergaulan yang salah akibat
dari pengaruh kurangnya pengawasan orang tua yang
menyebabkan para pelajar lebih banyak mencari kesenangan diluar rumah, ngumpul
di jalan dan sebagainya. (Siti Suhaidah, 2018)
2. Putus Sekolah
Akibat
pergaulan yang diluar batas seperti seks bebas, narkoba, minum-minuman keras.
Pada saat sekarang ini pergaulan bebas telah merambah ketingkat SMA dan SMP
semua ini terjadi karena pergaulan bebas. Dampak negatif dari pergaulan bebas
adalah terjadinya putus sekolah.
mereka lebih memilih
mengutamakan ego ketimbang akal
sehat dan realita
yang ada, akibatnya
adalah meningkatnya
kemiskinan karena kurangnya
pendidikan dan semakin
bodohnya masyarakat. Pergaulan bebas
cenderung membuat sikap mental anak menjadi kurang sehat, efeknya dari
sikap mental inilah yang akan membuat banyak anak remaja merasa bangga atas
pergaulan mereka, padahal pergaulan yang dilakukanya sudah diluar batas norma.
(Siti Suhaidah, 2018)
3.
Hamil di Luar Nikah
Fenomena hamil
di luar nikah selalu ada hingga saat ini, sehingga permasalahan ini sudah
dianggap biasa. Peristiwa hamil di luar nikah merupakan akibat dari gaya
berpacaran yang semakin tidak terkontrol, pergi ke tempat-tempat tersembunyi
untuk melampiaskan nafsu birahi mereka. Sehingga masyarakat sudah tidak asing
lagi dengan fenomena kasus hamil di luar nikah. Namun hal ini membuat banyak
orang merasa resah karena merasa takut jikalau hal tersebut terjadi kepada
putri mereka karena hal seperti itu bukanlah hal yang tidak mungkin untuk tidak
terjadi. (Siti Suhaidah, 2018)
E.
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Faktor-faktor
penyebab pergaulan bebas di kalangan pelajar yaitu adalah:
a. Pergeseran Budaya
Pergeseran
budaya yang meneyebabkan pergaulan bebas terjadi apabila hukum adat sudah mulai
bergeser. Saat ini, pelajar semakin bebas dalam bergaul dan berperilaku karena
mereka mempunyai pola
tersendiri dalam bergaul.
b. Kurangnya Perhatian Orang Tua
Annak
diberi kebebasan dalam bergaual tanpa pengawasan dan perhatian orangtua dalam
menjaga dan mengontrol pergaulan anak.
c. Teman Dekat
Teman
dekat yang menyebabkan pergaulan bebas membuat pelajar ikut melakukan hal-hal
seperti minum alkohol, merokok atau, melakukan hal- hal yang menyimpang lainya
atas dasar ajakan teman, maka pelajar cenderung mengikuti tanpa mempedulikan
akibat yang ditibulkan.
d. Media
Adanya
kemudahan pelajar dalam mengakses video atau sumber-sumber pornografi yang
mengakibatkan kerusakan mental dan mempengaruhi otak pelajar untuk mencoba
hal-hal yang dilihatnya.
Adapun
dampak dari pergaulan bebas di
kalangan pelajar yaitu:
a. Menurunya Prestasi Sekolah
Akibat
pergaulan bebas, kurangnya pengawasan orangtua dalam pendidikan, pelajar akan
bebas melakukan hal-hal
yang dapat menurunkan prestasi
sekolah seperti dengan adanya kemudahan pelajar dalam mengakses video, game dan sumber-sumber lain yang dapat
mempengaruhi segala macam aktivitas
dalam belajar yang mengakibatkan menurunya prestasi
sekolah.
b. Putus Sekolah
Pengaruh
pergaulan bebas teman juga menjadi salah satu faktor sangat berpengaruh
terhadap pelajar, kebebasan yang diberikan orangtua terhadap anak menyebabakan
anak berperilaku semaunya dan akibatnya pelajar kurang mendapatkan motivasi
belajar.
c. Hamil di Luar Nikah
Adanya pergaulan
bebas membuat pelajar melakukan
hubungan badan tanpa ikatan pernikahan. Hal ini juga disebabkan
kurangnya kontrol dari orang tua dan bergesernya serta memudarnya budaya lokal
yaitu budaya malu sehingga pelajar dengan bebas melakukan hal-hal yang tidak
senonoh yang berakibat pada hamil di luar nikah.
2.
Saran
Berdasarkan
kesimpulan yang peneliti ajukan serta pengalaman peneliti selama penelitian ini
dilaksanakan, maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Remaja
Sebagai
harapan masa depan
bangsa, seharusnya remaja
mengetahui benar tanggung jawab dan kewajiban besar yang dibebankan di
bahu mereka. Oleh karena itu, agar tidak terjerumus ke hal-hal negatif yang
merugikan diri sendiri maupun pihak lain, maka pelajar harus membentengi diri
dengan cara memperdalam pengetahuan
agama, yang bisa
dilakukan dengan cara
memperbanyak membaca buku
keislaman, rajin mengikuti ceramah keagamaan, mengikuti kegiatan atau organisasi
keagamaan atau organisasi lain yang bermanfaat, bergaul dengan teman-teman yang
baik. Dengan cara-cara tersebut dapat terhindar dari pengaruh buruk lingkungan
yang akan menjerumuskan dalam perbuatan maksiat, yang merupakan pelanggaran
terhadap agama maupun norma masyarakat.
2. Bagi Lembaga Pendidikan
Untuk
menekan adanya perilaku pergaulan bebas
di kalangan pelajar. Para pendidik harus turut memperhatikan pelajar.
Misalnya dengan menerapkan peraturan berperilaku yang baik yang sesuai norma
agama yang berlaku serta kesopanan dalam berpakaian harus diatur, selayaknya
pakaiannyajangan terbuka/ketat, dan bagi pelanggarnya ada sanksinya pula.
Karena salah satu faktor penyebab munculnya pergaulan bebas adalah rendahnya
pendidikan nilai-nilai Islam. Selain itu dengan menghidupkan atau mengaktifkan
kegiatan-kegiatan keagamaan di sekolah mestinya yang kontinyu atau rutin.
3. Bagi Orang Tua
Sikap
orang tua yang kurang memperhatikan anak bahkan untuk hal kecil atau sepele
seperti cara bergaul dan berpakaian ternyata berpengaruh terhadap perilaku
pergaulan bebas. Oleh karena itu, orang tua harus meluangkan waktu untuk
memperhatikan anak, serta mengontrol kegiatan mereka. Orang tua juga harus menerapkan
kedisiplinan beribadah atau beragama dengan cara memberi teladan yang baik.
Intinya, orang tua harus senantiasa mendampingi anak, terutama pada masa
perkembangan dan masa transisi (peralihan) karena pada masa itulah, anak-anak
mudah sekali terpengaruh lingkungan.
4. Bagi Tokoh/Pemuka Agama
Mengingat
bahwa agama merupakan fondasi bagi kita untuk berperilaku, maka para tokoh
agama seharusnya secara kontinyu mengadakan kajian keagamaan di tempat masing-masing,
mengadakan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan
pada Allah SWT, seperti bakti sosial. Sehingga dengan bekal keagamaan yang
kuat, maka kita harapkan perbuatan-perbuatan yang menyimpang pun dapat kita
berantas atau setidaknya kita tekan seminim mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
Bartholomew, K., & Horowitz, L. M. 1991. Attachment styles among young adults: A test of a four-category model. Journal of Personality and Social Psychology
61: 226244.
Dishion, T. J., Patterson, G. R., Stoolmiller, M., & Skinner, M. L. 1991.Family, School, and Behavioral Antecedents To Early Adolescents Involvement With Anti-Social Peers. Developmental Psychology 27: 172-180.
Gunawan. 2011. Perkembangan Peserta Didik. Malang: UMM Pres.
Memahami Masalah Sosial: Rangka Teoretikal Subjektif Mengikut Konteks. Kertas Kerja Seminar Kebangsaan Ke-3 Psikologi dan Masyarakat, Gejala Sosial Dalam Masyarakat. Pusat Latihan KWSP Bangi, 4-5 Oktober.
Roy. 2011. Pemahaman Tentang Seks Kaitanya dengan Sikap TerhadapHubungan
Seks Pranikah. Skripsi. Fakultas Psikologi UMS.
Rubiah K. Hamzah. 2001. Teknik dan Strategi Membimbing Remaja: Menghadapi Cabaran.
Kuala Lumpur: PTS Publications and Distributors Sdn. Bhd. Santrock. 2003. Adolescence: Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.
Upe, Ambo dan Damsid. 2010. Asas-Asas Multiple Researches: dari
Norman K. Denzin
hingga John W. Creswell dan Penerapannya. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Suhaidah Siti . 2018 . Pergaulan
Bebas di Kalangan Pelajar. Neo Societal; Vol. 3; No. 2; ISSN: 2503-359X; Hal. 425-432
Tidak ada komentar:
Posting Komentar